Dunia Hawa - Lelaki asal Gunung Kawi, Malang, bernama Djoemali Darmokondo (48) bersama tiga orang beraksi di depan kantor Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2016). Aksi mereka dinamakan Tapa Pepe.
Kemudian tiga rekan Djoemali beraksi duduk sambil bermain wayang. Ketiga orang ini tak mengenakan baju.
Selanjutnya, Djoemali menyiramkan tepung dan air berwarna merah ketiga rekannya.
Djoemali mengatakan aksi ini sebagai bentuk protes rakyat kepada penguasa atas kondisi bangsa yang tidak stabil.
Ia menceritakan pada zaman kerajaan Majapahit, tradisi Tapa Pepe atau berjemur beramai-ramai juga dipakai untuk menyampaikan aspirasi kepada raja di alun-alun keraton.
"Artinya Tapa Pepe itu berjemur, jika kondisi tidak harmonis, itulah rakyat berkuasa, maka para rakyat jelata yang menyampaikan aspirasi di alun-alun, di pendopo agung ini biasanya ditemui oleh rajanya, kemudian raja menyampaikan apa maumu, apa kehendakmu? Ada persoalan apa?" ujar Djoemali.
"Elit-elit kerajaan punya persoalan seperti di sektor agraria, pertanian kekeluargaan dan mentalitas dan itu biasanya dengan Tapa Pepe. Malamnya mereka juga ritual doa karena bagaimana pun yang namanya penguasa raja di pendopo ini adalah representasi dari illahi. Tuhan pun merepresentasikan untuk menghargai orang-orang miskin," Djoemali menambahkan.
Djoemali dan rekan-rekan sengaja datang ke DPP PDI Perjuangan karena mendengar partai ini akan mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di pilkada Jakarta periode 2017-2022. Wacana tersebut muncul di tengah penolakan sebagian warga yang menganggap Ahok memimpin tidak dengan cara santun dan tidak konsisten, bahkan cenderung seperti kutu loncat, pindah dari satu partai ke partai lain.
"Saya dapat ilham dari lereng Gunung Kawi disuruh ke sini (PDI Perjuangan), yang menyatakan bahwa PDI Perjuangan telah kehilangan telunjuk atau arah," katanya.
Menurut pengamatan Suara.com aksi tersebut sempat membuat kemacetan lalu lintas di depan kantor PDI Perjuangan.
Aparat kepolisian sampai meminta Djoemali dan kawan-kawan berhenti aksi karena dianggap tidak memiliki izin.
[suara]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar